shape
shape
https://mtq.sumedangkab.go.id/data/images/news/mtq_bawa_berkah_bagi_pedagang_bakso_1656050032.jpeg

MTQ Bawa Berkah bagi Pedagang Bakso

MTQ ke-37 tingkat Jabar di Sumedang, membawa berkah bagi banyak orang. Tidak terkecuali bagi  Samadi tukang bakso gerobak dorong, pedagang bakso yang sehari-hari mangkal di seputar Islamis Center Sumedang. Lokasi tersebut menjadi salah satu tempat dilaksanakan  lomba. Ayah satu anak ini menjadi lebih sibuk dari biasanya. Gerobak dorongnya seharian mangkal di tempat tersebut.


“Alhamdulillah. MTQ ini memberi berkah juga untuk saya. Selain bisa mendengarkan lantunan orang mengaji, juga dagangan saya banyak yang membeli,” ujar Samadi, orang Solo, Jawa Tengah, yang sudah sekitar 20 tahun berjualan bakso. Istrinya berprofesi sebagai penjual jamu gendong. Setiap hari naik turun angkot menjajakan dagangannya.


Pada hari-hari biasa, bakso Samadi bisa habis sekitar 70  mangkok, Selama MTQ berlangsung, dagangannya bisa terjual  beberapa kali lipat. “Masyarakat yang antusias datang ke sini, membuat bakso saya juga ikut laris. Saya mendukung adanya acara-acara seperti ini di Sumedang. Sebab membantu pedagan kecil seperti saya, juga pedagang pedagang lain” ujarnya. 


Keluarga Samadi tinggal di Jalan Kebon Engkol Gg Taufik, Kab. Sumedang. Mereka adalah perantau yang bekerja keras. Anak mereja satu-satunya kini bekerja di sebuah perusahaan di Cikarang, Bekasi. “Alhamdulillah, begitu dia lulus dari STM, lansung bekerja,” katanya.


Kontributor : Eva Nurwidiawati

https://mtq.sumedangkab.go.id/data/images/news/penyuluh_aktif_sosialisasi__sukseskan_mtq_1656049996.jpeg

Penyuluh Aktif Sosialisasi Sukseskan MTQ

Penyuluh Agama Islam (PAI), adalah salah satu pihak yang terlibat aktif dalam penyelenggaraan MTQ ke-37 tingkat Jabar. Mereka berada di berbagai lokasi acara dan cabang lomba. Menjadi pendukung jalannya kegiatan. Seperti halnya yang dilakukan Deti Sri Rohayati (43), penyuluh agama fungsional yang bertugas di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sumedang Utara, Kab. Sumedang.


“Saya bertugas di cabang lomba 1 dan 5 juz tilawah, menjadi penghubung antara kondisi di arena MTQ dengan pihak terkait,” kata ibu dari dua anak tersebut, saat berbincang dengan Humas Kanwil Kemenag Jabar,  di arena MTQ ke-37 tingkat Jabar yang berlokasi di SMAN 1 Sumedang. Deti bertempat tinggal di Lingkungan Cipameungpeuk RT 01 RW0 4, Kel. Cipameungpeuk, Kec. Sumedang Selatan.


Deti tidak sendirian bertugas di arena MTQ. Setiap hari terdapat 24 orang penyuluh yang bertugas di berbagai cabang lomba hingga sore hari. “Sebagai penyuluh, kami ingin ikut menyuseskan MTQ dan di dukung oleh para Penyuluh agama Fungsional (PAIF) dan Non PNS lainnya di laur dari yang bartugas.


Misalnya meyebarluaskan informasi tentang MTQ. Melakukan sosialisasi ke berbagai majelis taklim,” ujarnya. 


Pada saat pawai ta’aruf jelang pembukaan MTQ, sekian banyak majelis taklim dari seluruh Sumedang hadir memeriahkan acara. Para penyuluh menjadwalkan majelis taklim dari setiap kecamatan menyebar  ke 12 lokasi lomba di arena MTQ. Setiap cabang lomba terdapat majelis taklim dari kecamatan berbeda. Hal itu tidak terlepas dari imbauan pemerintah daerah dan Kantor Kementerian Agama agar majelis taklim meramaikan acara. 


Setiap majelis taklim memiliki seragam masing-masing, sehingga kehadiran mereka menambah semarak suasana. “Para penyuluh saling mendukung, juga majelis taklim, supaya MTQ bisa berjalan lancar.  Kami juga senang melihat antusiasme warga Sumedang. Kami berharap, para penyuluh selalu  dilibatkan dalam kegiatan seperti ini.  Agar kinerja kita tampak. Juga menunjukkan panyuluh itu ada, dan pekerjaannya tidak hanya berdakwah di majelis taklim saja,” katanya.


Kontributor : Eva Nurwidiawati

https://mtq.sumedangkab.go.id/data/images/news/raihan_hapal_2,5_juz,_ingin_jadi_qori_internasional_1656049949.jpeg

Raihan Hapal 2,5 Juz, Ingin Jadi Qori Internasional

Anak lelaki berusia sekitar 8 tahun itu, bergerak ke sana ke mari, kadang setengah berlari, di lorong penginapan para kafilah MTQ ke-37 tingkat Jabar di  Islamic Center Sumedang. Dari mulutnya terdengar jelas lantunan ayat-ayat Qur’an tiada henti, dengan suara khas anak kecil. Kopiah hitam menutupi kepalanya, berkemeja biru yang dilapis jaket warna hitam.


“Nama saya Abhirama Syakir Alaitsy, kelas dua sekolah dasar. Tapi sehari-sehari dipanggil Raihan,” katanya memperkenalkan diri, saat berbincang-bincang dengan awak Humas Kanwil Kemenag Jabar, Rabu (22/6).  Raihan adalah satu anggota kafilah dari Kab. Bandung Barat pada ajang MTQ tersebut  dalam cabang murotal anak-anak. Ada 108 orang yang mengikuti cabang tilawah dan murotal anak.


Sejak usia balita, Raihan sudah diperkenalkan dengan Al-Qur’an. Ayahnya,  Muhammad Irwan Syaki, dengan tekun mengajari Raihan membaca kitab suci umat Islam itu. Sang ayah memahami betul cara terbaik agar anaknya dapat menghapal Al Qur’an. Maklum saja, karena dia bekerja sebagai pengajar di Rumah Tahfiz Ashabul Quran di Soreang, Kab. Bandung. Ibunya, Gina Rahmatika Zahra juga seorang guru.


Memang seperti anak-anak sebaya lainnya di rumah tahfiz itu, Raihan memiliki jadwal belajar harian yang sudah tersusun. Pagi-pagi dia berangkat sekolah. Setelah belajar hingga pukul 10.00, saat istirahat menghapal Al Qur’an. Masuk waktu zuhur, shalat berjamaah di masjid. Kemudian Raihan pulang ke rumah dan melanjutkan hapalan Qur’an.


Pada saat sekolah diniyah pukul 13.00-14.00, dia kembali pada hapalan Qur’an. Usai itu, barulah Raihan punya waktu luang. Tapi dia jarang ke luar rumah, cukup menonton tekevisi sambil bermain dengan dua adiknya. Orangtuanya membolehkan bermain HP, asal tidak terlalu lama. Sehabis magrib, ayahnya yang sudah hapal Qur’an lebih dari 20 juz itu, mengajarinya lagi baca Qur’an elama 20 menit.   

 

Raihan mengaku sudah hapal 2,5 juz Qur’an dan ingin menyelesaikannya hingga 30 juz. Pada hari Senin (20/6) lalu, dia pertama kali tampil di arena MTQ tingkat Jabar. “Jika saya jadi juara pada MTQ ini, hadiahnya akan dibelikan domba atau sapi untuk Qurban saat Idul Adha. Saya ingin membuat orangtua bangga,” ujar Raihan yang juga bercita-cita ingin menjadi qori internasional itu.


Kontributor : Eva Nurwidiawati

https://mtq.sumedangkab.go.id/data/images/news/wagub_lantik_dewan_hakim_mtq_ke-37_tingkat_jabar_1655801538.jpeg

Wagub Lantik Dewan Hakim MTQ ke-37 tingkat Jabar

Graha Asia - Kab. Sumedang (Humas Bidang Penais dan Zawa)

Wakil Gubernur Jawa Barat, UU Ruzhanul Ulum, secara resmi melantik Dewan Hakim kegiatan Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ) ke-37 tingkat Provinsi Jawa Barat, Senin (20/06/2022) di Graha Asia Sumedang. Diaharapkan, Dewan Hakim dapat menjalankan tugasnya secara profesional dengan penuh tanggung jawab dalam menilai kualitas dan kemampuan peserta MTQ yang mengikuti kompetisi.

“Tugas dan tanggungjawab dewan hakim cukup berat, karena menjadi pengadil pelaksanaan musabaqah yang disaksikan oleh jutaan manusia dan tentu disaksikan oleh Allah SWT,” ujar Wagub Uu Ruzhanul Ulum. Hadir pada kesempatan tersebut Ketua LPTQ Jawa Barat Dr. Ir. Hj. Dewi Sartika, M. Si. 

Dewan hakim dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur JaBar Nomor: 450/Kep.303-Kesra/2022 tentang Dewan Hakim Musabaqah Tilawatil Qur’an ke-37 tingkat Jabar Tahun 2022. Terdapat 170 orang yang menjadi penilai dalam lomba seni baca Al-Qur’an tersebut.

Menurut Wagub, pada pelaksanaan MTQ ini terjadi kolaborasi berbagai pihak, termasuk pemerintah di berbagai tingkatan, termasuk dengan Kementerian Agama. Karena itulah kegiatan ini dapat terlaksana. Terlihat adanya sebuah kesungguhan untuk menciptakan kebersamaan bagi kemajuan warga Jabar. 

Uu mengucapkan terima kasih kepada para ulama yang turut hadir pada kegiatan itu. Dengan kehadiran para ulama, kyai atau ajengan, menunjukkan MTQ keberlangsungan acara akan berjalan lancar. “Tanpa adanya para tokoh agama, tanpa dukungan para ulama, tidak akan terwujud tujuan yang dicita-citakan,” katanya.

Diakuinya, tugas hakim memang sangat berat. Di samping mempertanggungjawabkan pekerjaannya di hadapan Allah SWT, juga akan mempertanggungjawabkan ilmu pengetahuan kepada masyarakat dan juga harus menilai dengan objektif. 

Tahun ini dewan hakim diperkenalkan dengan penilaian secara real time bagi peserta MTQ. Hal ini menunjukkan kesempatan, kecepatan keberanian, dan sikap menentukan keputusan dilakukan dengan objektif dan cepat. Tanggung jawab ini sangat berat dan luar biasa . 

“Kami mohon maaf mungkin pelayanan kami tidak sesuai dengan beban berat tanggungjawabnya,” kata Uu. Pemprov Jabar ingin memberikan perhatian khusus untuk LPTQ Jabar. Selain itu, diharapkan juga para juara MTQ nanti minimal hadiahnya ingin sama dengan hadiah pada perlombaan lainnya.

Kontributor : Eva Nurwidiawati